Feb 24, 2010

Maulidur-Rasul

Sempena dengan Maulidur-Rasul, Riasrumah membawa secebis sorotan dari Prof. Dr. Hamka untuk dipegang erat-erat,

Satu kali pula bertemulah beberapa orang peminat seni dihotel Periangan di Bandung(1952), mengadakan satu diskusi kecil. Hadir disana Bahrum Rangkuti, Anas Ma'ruf, Rivai Apin, Mukhtar Apin, Asrul Sani dan isterinya yang dicintainya Nur Aini, Achdiat Kartamihardja, Buyong Saleh, Jef Last seniman Belanda, Muhammad Said Guru Taman Siswa, penulis sendiri, dan lain-lain. Pertemuan dipimpin oleh Achdiat Kartamihardja.

Ketika itu kehidupan seni dan budaya belum dipengaruhi sangat oleh politik. Sampailah pembahasan pada soal "Seni untuk Seni" atau "Seni untuk Rakyat". Masing-masing menyatakan pendapat. Akhirnya tiba giliran pada diri penulis, untuk menyatakan pendapatnya pula tentang tujuan seni.

Penulis mengatakan: "Seni yang sampai kepada puncaknya ialah gabungan diantara rasa keindahan (Jamal), dan rasa kesempurnaan (Kamal) dan rasa kemulian (Jalal). Seni yang bernilai tinggi menyebabkan seniman lebur dibawah cerpu telapak kaki Budi (Etika) dengan Kebenaran (Al-Haqq). Seni yang tinggi nilainya membawa siseniman Fana (hilang) kedalam Baqa".

Nescaya berbagai ragamlah penerimaan pada waktu itu, menurut budi dan bakat penerimanya, menurut pandangan masing-masing. Tetapi seorang yang hadir, saudara Mohammad Said berkata dengan spontan: " Saudara Hamka......! Kalau begitu yang dikatakan seni, maka dengarkanlah ucapanku: ASHHADU ALLA ILAHA ILLA 'LLAH, WA ASHHADUANNA MUHAMMADAN RASULULLAH". Dan tanganku dipegangnya erat-erat.

No comments: